Rabu, 24 Agustus 2011

Rindu caci maki mu

Rindu aku pada suaramu yang pedas seperti cabe rawit. Aku rindu kau caci... rindu pula pada umpatanmu. Oh.. manusia merdeka dengan segudang belenggu di otaknya itu masih saja suka mengumpat.. makiannya juga masih manjur menaikkan tensi darah..
Menyakitkan memang suaranya, apalagi ada orang lain ikut mengamini cacianmu... tapi aku merindukan itu. Lama aku tidak bisa menjadi "bebas" seperti dulu.. Puas pasti jika aku bisa ikut mencaci maki dunia ini yang semakin sesak.. banyak orang lebih bangga mengenakan topeng daripada memperlihatkan wajah aslinya..
Kawan, menu obrolan menyiksa otak apa lagi yang sudah kau siapkan untukku.. Semoga seleraku masih seperti dulu.. Aku hanya ingin menikmati saat bisa bersamamu.. Tunggu kedatanganku, kawan..

Jakarta, 25 Agustus 2011






Senin, 22 Agustus 2011

Suara Korban Pelanggaran HAM

Seperti hantu, aku ingin menghantuimu.. Sampai kapan pun kamu tidak boleh lupa padaku. Sampai kapanpun wajah perempuan yang menyimpan "dendam" keadilan ini akan muncul di hadapanmu tak peduli waktu dan dimana pun kamu..

Kamu tidak boleh lupa. Kamu punya janji. Beri keadilan padaku.. Separo jiwaku terampas, dibunuh tanpa perasaan.. membiarkan aku sendiri, hidup, dan kehilangan separo jiwaku...

Kau punya tangan kuasa, Meski bukan tuhan ada titipan tangan Tuhan padamu.. Untuk itu kamu harus membantuku... Dia tidak akan lagi kembali di pelukanku, seperti dulu.. Aku tahu... Tapi aku ingin sejelas-jelasnya siapa (orang) yang merampasnya dariku..

Sampai kapanku, aku tidak akan menyerah. Tujuanku satu, pastikan orang yang merampas dia dari pelukku bertanggung jawab. Tidak bisa aku melihat anak-anakku hidup dalam ketakutan, takut akan mengalami nasib sama denganku... sama dengannya...

Aku tidak sendirian, perempuan-perempuan lain ada yang sepertiku. Mereka juga berjuang meminta keadilan.. Kamu punya tangan kuasa, gunakan tangan kuasamu untuk membantu kami mendapat keadilan... Masa lalu boleh saja hanya jadi kenangan, tapi kami ingin tahu kebenaran.. demi keadilan.

Jakarta 23 Agustus 2011

Genggam Tanganku Erat, Jangan Lepaskan...

Kemarin, langitku tiba-tiba gelap.. seperti kilat, mengejutkan, geraknya cepat, mengagetkan.. Tak ku duga begitu cepat suaramu menyambar, memutuskan rangkaian cerita yang baru saja mulai kudengarkan padamu...
Buru-buru kau buat kesimpulan.. Tuduhanmu membuatku sedih,.. Selama ini telah ku berikan yang terbaik untukmu.. Semampuku. Tapi, kenapa tidak seperti itu kamu padaku?

Perahu kita oleng, terbentur karang..
Apakah kau masih sanggup bertahan?
Genggam tanganku, erat...
Jangan lepaskan...

Kamu harus percaya padaku, perahu kita masih kokoh... Kita masih bisa satu perahu menuju pantai.. Lihat, tinggal sebentar lagi sampai... Kuatkan genggaman tanganmu.. Yakinlah, aku masih Dindamu.. Mimpi kita tinggal selangkah lagi. Mari kita pungkaskan penantian panjang yang telah kita lewati.

Pantai yang ada dimimpi itu akan menjadi nyata..
Jangan buru-buru ingin berhenti..
Genggam tanganku, erat..
Jangan lepaskan...

Jakarta, 23 Agustus 2011

Kamis, 11 Agustus 2011

Mamikku, I Miss U


Gelap tengah dini hari, kau bangkit..
Tak ada kata terpaksa..
Tetap saja kau bangun dengan tersenyum..

Badanmu mulai menua,
Tampak keriput di wajahmu terus bertambah..
Meski bedak itu tebal, tetap tak sanggup menutupi semua guratan itu..

Perjuanganmu..
Itulah yang buatku tegar menjalani hari-hari..
Demi melihat senyummu berkembang..

Pernah kau bercanda..
"Masuk saja lagi ke perutku"
Begitu katamu, setiap jengkel melingkupimu karena polahku.



Engkau begitu hebat mamikku..
Segala polahmu semata untukku, adikku..
"Aku bodoh tak apa, tapi tidak anak-anakku"
Selalu itu jadi semboyan hidupmu..

Masih ingat binar indah matamu..
Saat ku sodorkan undangan wisuda kala itu..
Ada bahasa kepuasan,..gelar itu untukmu bundaku..

Setelah kebaya hijau dipadu rok jarik coklat tua sudah kau siapkan..
Untuk mendampingiku wisuda..
Moment yang bertahun kau nantikan,.. tidak bisa kau rasakan.

Hari dimana harusnya kau ada disebelahku saat ku kenakan baju toga itu,
Kau malah harus meratapi adiku yang terbaring sakit karena kecelakakan.
Aku bisa merasakan kecewamu..

Tak sengaja, sempat ku liat kau pandangi fotoku dengan toga itu..
Matamu berbinar..
Kau pasti merindukanku, bisa selalu ada bersamamu..
Tidak hanya hitungan hari dalam setahun..

Ampuni aku,
Memilih pergi dengan mimpiku..
Aku paham apa maumu.. Tapi aku tak bisa menjadi seperti itu.

Jakarta, 11 Agustus 2011



Selasa, 09 Agustus 2011

Bertemu Lagi

Perempuan angkuh, keras kepala, menyerah..
Tak bisa lagi berlari menghindari takdirnya...

Lelaki sombong, juga keras kepala
Kehilangan bentuk.. Tertunduk luluh di hadapan perempuan angkuh..

Jarum jam terus bergerak maju..
Ada satu titik, keduanya bertemu...

Bimbang.. Ragu.. Berkecambuk ..
Keinginan, harapan, tentang sebuah kerinduan.. ikut teraduk-aduk..
Rasa pun tak lagi berdiri sendiri..

Untuk apa pertemuan?
Kisah di masa lalu sudah cukup kelam,..
Tak ingin dendam jadi hiasan di masa depan nanti..

Ketakutan hantui langkah..
Perempuan angkuh, lelaki sombong..sama-sama keras kepala.

Benturan pun terjadi, sama-sama keras, luluh..
Puing-puing berserakan coba dibangun di atas janji..
Akankah janji itu abadi?

Jakarta, 9 Agustus 2011

Sabtu, 06 Agustus 2011

Aku & Kamu

Malam ini begitu panjang...
Tatkala rinduku semakin memuncak..
Tak lelah, aku menunggu...
Kau datang untuk memenuhi janjimu..

Aku percaya,
Kedatanganmu tinggal menghitung hari..
Kamu dengan sayangmu akan datang untuk merengkuhku..

Menikahlah denganku...

Lelah, mulai terasa..
Entah berapa jauh aku berjalan sendiri tanpamu..
Dengan ego ku, dengan ambisiku..

Ampuni aku..
Tak sengaja sempat tersesat,.. bahkan sempat ingin menghempaskan janji itu..
Namun, ku sadari.. aku membutuhkanmu, seperti kamu memerlukanku..

Jakarta, 6 Agustus 2011

Selasa, 02 Agustus 2011

Anginku..

Angin..
Harus seperti apa aku menegurmu..

Bahasa yang dulu.. ku rasa tak lagi kau mengerti..
Aku sendiri dalam kebingungan..

Angin..
Kau hembuskan sejuk di jiwaku..
Menghidupkan jiwaku yang sempat layu..
Bangkit..

Angin...
Bosankah kau berhembus di sekitarku?
Lelahkah kau dengan berisikku..

Kembali padaku..
Raih pelukanku...

3 Agustus 2011