Kamis, 11 Agustus 2011

Mamikku, I Miss U


Gelap tengah dini hari, kau bangkit..
Tak ada kata terpaksa..
Tetap saja kau bangun dengan tersenyum..

Badanmu mulai menua,
Tampak keriput di wajahmu terus bertambah..
Meski bedak itu tebal, tetap tak sanggup menutupi semua guratan itu..

Perjuanganmu..
Itulah yang buatku tegar menjalani hari-hari..
Demi melihat senyummu berkembang..

Pernah kau bercanda..
"Masuk saja lagi ke perutku"
Begitu katamu, setiap jengkel melingkupimu karena polahku.



Engkau begitu hebat mamikku..
Segala polahmu semata untukku, adikku..
"Aku bodoh tak apa, tapi tidak anak-anakku"
Selalu itu jadi semboyan hidupmu..

Masih ingat binar indah matamu..
Saat ku sodorkan undangan wisuda kala itu..
Ada bahasa kepuasan,..gelar itu untukmu bundaku..

Setelah kebaya hijau dipadu rok jarik coklat tua sudah kau siapkan..
Untuk mendampingiku wisuda..
Moment yang bertahun kau nantikan,.. tidak bisa kau rasakan.

Hari dimana harusnya kau ada disebelahku saat ku kenakan baju toga itu,
Kau malah harus meratapi adiku yang terbaring sakit karena kecelakakan.
Aku bisa merasakan kecewamu..

Tak sengaja, sempat ku liat kau pandangi fotoku dengan toga itu..
Matamu berbinar..
Kau pasti merindukanku, bisa selalu ada bersamamu..
Tidak hanya hitungan hari dalam setahun..

Ampuni aku,
Memilih pergi dengan mimpiku..
Aku paham apa maumu.. Tapi aku tak bisa menjadi seperti itu.

Jakarta, 11 Agustus 2011



Tidak ada komentar:

Posting Komentar