Rabu, 24 Agustus 2011

Rindu caci maki mu

Rindu aku pada suaramu yang pedas seperti cabe rawit. Aku rindu kau caci... rindu pula pada umpatanmu. Oh.. manusia merdeka dengan segudang belenggu di otaknya itu masih saja suka mengumpat.. makiannya juga masih manjur menaikkan tensi darah..
Menyakitkan memang suaranya, apalagi ada orang lain ikut mengamini cacianmu... tapi aku merindukan itu. Lama aku tidak bisa menjadi "bebas" seperti dulu.. Puas pasti jika aku bisa ikut mencaci maki dunia ini yang semakin sesak.. banyak orang lebih bangga mengenakan topeng daripada memperlihatkan wajah aslinya..
Kawan, menu obrolan menyiksa otak apa lagi yang sudah kau siapkan untukku.. Semoga seleraku masih seperti dulu.. Aku hanya ingin menikmati saat bisa bersamamu.. Tunggu kedatanganku, kawan..

Jakarta, 25 Agustus 2011






Tidak ada komentar:

Posting Komentar